Hello guys!!  Buat kalian yang sudah menanti Season 2 alhamdulillah udah finishh niihh.
Yeayyyy. Aku saranin ya buat yang belum baca Season 1 nya, lebih baik baca dulu ya soalnya biar paham sama kelanjutan ceritanya guyss. Hehehe.
Oke, tidak perlu panjang lebar. Selamat membaca, Happy Reading. Semoga kalian suka ya. Jangan lupa kritik dan sarannya guys, karena saya masih sangat belajar. Terima Kasih teman-teman semua :)




SEASON 2

( ENDING )


 

BAB V


"Setelah Kepergiannya"



Kereta dengan nomor seri CZ 2013 mulai membunyikan suara khas yang menandakan awal keberangkatannya. Kebetulan rumah Jany dekat dengan stasiun kereta api tersebut, dimana Aprilio menaiki kereta disana untuk kembali ke tempat asalnya yang jauh.
Dalam benak Jany dia memiliki rasa bersalah karena kemaren Jany tidak berani untuk berbicara dengan Aprilio melalui telepon, akhirnya diam-diam Jany pergi ke stasiun untuk melihat keberangkatan Aprilio.
Dari kejauhan Jany melihat Aprilio mulai masuk ke dalam gerbong kereta, hatinya terasa begitu menjerit. Dia sangat ingin mendekat dan secara resmi mengucapkan salam perpisahan dengan Aprilio, tapi apa daya raganya tak mampu.
Dan akhirnya kereta pun mulai melaju, semakin jauh , dan menghilang dari pandangan.  
Dengan mata yang begitu berat melepaskan pandangan, akhirnya Jany lalu membalikkan badannya dan mulai menguatkan langkah untuk kembali menuju ke rumahnya dengan rasa kecewa yang begitu berkecamuk di hatinya.
Sunyi sepi seperti itulah yang dirasakan Jany saat itu. Kesunyiannya bermula sejak Aprilio mulai meninggalkan tempat tinggal Jany.
Waktu itu Aprilio tidak luput memberikan kabar kepada Jany saat dirinya sudah sampai ke tempat asalnya dengan selamat.
“Hi,aku udah sampai nih” dari Aprilio.
Ada perasaan senang ketika Jany membuka isi dari dering pesan yang masuk, ternyata Aprilio tidak lupa memberi kabar untuknya. Kabar yang sudah dia tunggu sedari kemaren.
“Oh, benarkah. Syukur kalau begitu. Selamat beraktifitas seperti biasa” balas Jany.
“Hehehe, siap Jan. Kamu lagi apa?” dari Aprilio.
“Aku lagi gak ngapa-ngapain, kamu ?” balas Jany.
“Ini aku baru aja nyampai terus ngabarin kamu, aku beresin bawaan aku dulu ya, nanti aku hubungin kamu lagi” dari Aprilio.
“Oh tentu gak perlu sungkan” balas Jany.
Begitulah isi dari sepenggal pesan percakapan antara Jany dan Aprilio.
Sekarang mereka sudah benar-benar berada ditempat yang berbeda serta raga yang terpisah ribuan kilometer jaraknya. Meredakan romansa yang hanya terjadi bagai sekejap mata.
Terhanyut Jany dalam lamunannya, rasanya pertemuannya dengan Aprilio masih sangat tidak nyata, dia tidak menyangka bisa berjumpa dengan laki-laki yang jauh asal muasalnya. Entah apa yang membuatnya begitu merasa seperti kehilangan.
Jarak membuat mereka akan sulit bertemu satu sama lain.
"Mampukah aku melewatinya? Bagaimana jika ada perasaan rindu ingin bertemu? Apakah mungkin kita bisa bertemu lagi? Seharusnya aku tidak melakukan sesuatu yang akhirnya aku sesali. Mengapa cinta bisa datang begitu terlambat?",gumamnya lirih.


BAB VI

"Apa arti Jarak?"




Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, sebulan sudah Aprilio meninggalkan tempat tinggal Jany. Tempat yang menjadi sejarah pertemuan singkat antara Jany dan Aprilio.
Jarak bukanlah suatu hal yang menjadi penghalang komunikasi diantara mereka saat itu.
Komunikasi diantara mereka masih terus terjalin sejak kembalinya Aprilio ke tempat tinggalnya.
Aprilio kembali menjalani aktifitasnya seperti biasa di tempat asalnya, maupun itu sekolah, dimana dia mengisi waktu luang, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Begitupula dengan Jany. Tidak luput Aprilio juga sering menghubungi Jany walau hanya untuk sekedar bertanya kabar.
Aplikasi pesan menjadi penolong terbaik dikala itu untuk mereka berdua agar bisa meredakan fakta bahwa ada jarak yang memisahkan raga mereka.
Jarak, tidak terelak tentu menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Perbedaan waktu, tempat tinggal, kebiasaan, tradisi dan lain-lain tentu suatu saat akan menjadi penghalang.
Hal itulah yang baru disadari Jany saat ini, semakin waktu berjalan dan berlalu yang artinya semakin lama semakin menambah jumlah hari berpisahnya dia dengan Aprilio. Waktu yang semakin banyak jumlahnya juga mengartikan betapa bertumpuknya kepingan rindu dan perasaaan ingin bertemu. Apalagi kenangan-kenangan yang diberikan Aprilio sewaktu di tempat tinggal Jany. Mungkin hanya Jany lah yang begitu merasakan dampaknya, itu semua karena Jany yang setiap hari berhadapan dengan kenangan-kenangan itu. Jalan setapak yang pernah mereka lalui bersama adalah jalan yang menjadi jalan sehari-hari yang ditapaki Jany setiap harinya. Dan juga setiap bunga ilalang yang tumbuh di pinggiran jalan atau ladang langsung membangkitkan kembali ingatannya tentang laki-laki itu.
Lalu apa arti jarak bagi Aprilio?
Ternyata walaupun Aprilio tidak langsung berhadapan dengan kenangan-kenangan yang dilalui Jany setiap harinya, Aprilio juga merasakan hal yang teramat berat mengenai jarak. Tanpa sepengetahuan Jany Aprilio ternyata diam-diam menyimpan satu helai bunga ilalang yang waktu itu ingin dipetik Jany untuk dia simpan sendiri. Aprilio melakukan hal yang menurut sebagian orang adalah hal yang konyol, tapi dia punya alasan sendiri mengapa dia melakukan hal itu. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena dia ingin memiliki sesuatu yang bisa dikenang tentang Jany, karena dia tidak sempat berswafoto bersama saat itu. Bunga ilalang itupun bahkan sampai dia bawa ke tempat asalnya dan dia simpan di dalam laci meja dekat kamar tidurnya,yang mengartikan apabila rasa rindu dalam hatinya mulai bermunculan Aprilio berharap bunga tersebut bisa sedikit mengobati rasa rindunya. Dalam benaknya, betapa beruntungnya menjadi Jany, walau tidak bisa bertemu bahkan melihat orang yang kita cintai, tapi setidaknya kita bisa bersama setiap hari dengan kenangan yang membahagiakan tersebut.


 BAB VII 

"Rasa yang Elegan"





Romantika, masih terus terasa diantara keduanya. Walau hari sudah berganti bulan, bulan sudah berganti tahun tapi komunikasi diantara mereka masih berjalan dengan sangat baik.
Meskipun Aprilio tahu bahwasanya Jany sudah menolak perasaannya secara mentah-mentah, hal itu tidak menyurutkan niat Aprilio untuk bisa terus menjalin silahturahmi dengan Jany. Walau sebenarnya dalam benak Aprilio dia ingin lebih dari sekedar silaturahmi. Perasaannya untuk Jany bahkan malah semakin menggebu seiring berjalannya waktu. Mungkin itu semua bisa terjadi karena jarak yang begitu pandai menciptakan buih-buih rindu. Karena perasaan cinta yang terus bertumbuh itu bukan berarti mengharuskan kedua belah pihak untuk terus bertemu setiap harinya, tapi menurut Aprilio jaraklah yang membuat rasa menjadi lebih berharga dan bermakna setiap detiknya. Sebenarnya Aprilio juga tahu bahwa Jany juga merasakan rasa yang seirama dengannya, akan tetapi dia masih belum bisa menemukan apa yang menjadi alasan Jany menolak perasaannya waktu itu. Terkadang Aprilio sering kehilangan kontrol akan hatinya, semua itu terlihat ketika Aprilio justru malah semakin menjadi sosok yang manis dan begitu perhatian terhadap Jany.
Jany sempat bertanya-tanya tentang sikap Aprilio yang semakin manis setiap harinya, padahal dia dulu sudah menegaskan untuk bersikap biasa.

Akan tetapi, Jany pun sempat berfikir bahwa sikap Aprilio seperti ini tidak akan lama karena tentunya disana dia akan segera berjumpa dengan suasana baru serta berjumpa dengan orang-orang baru yang akan mengisi hari-harinya. "Sikap dia saat ini mungkin hanya sebagai bentuk pelampiasannya saja karena dia belum bertemu dengan seseorang yang bisa mengalihkan perhatiannya terhadapku. Sikapnya yang begitu hangat pasti tidak akan bertahan lama dan dia pasti akan cepat melupa pada akhirnya", ungkapnya dalam hati.
Namun realita saja, hati perempuan mana yang tidak luluh ketika ada laki-laki yang terus konsisten memberikan kepedulian serta dukungan dan selalu berusaha untuk saling bertukar kabar setiap hari, setiap bulan bahkan setiap tahun lamanya.
Obrolan demi obrolan dengan saling berkirim pesan diiringi waktu yang terus berjalan, membuat Jany akhirnya kembali luluh dan perlahan menyingkirkan sikap dingin serta arogannya kepada Aprilio. Dari yang tadinya niat awal Jany hanya untuk bisa saling menyambung silaturahmi dan bahkan akan bersikap biasa, tapi nyatanya dia tidak bisa melawan perasaannya.
Jany bahkan tidak menyangka bahwa hubungannya dengan Aprilio bisa menjadi lebih dekat dan bertahan dengan jangka waktu yang lama. Baginya jarak bukan masalah waktu itu. Cukup hanya dengan perantara benda berbentuk persegi begitu memudahkan romansa yang sederhana diantara keduanya. Walau keduanya tidak saling mengungkapkan apa arti romansa yang mereka lalui bersama, temankah, sahabatkah atau lebih dari itu. Mereka tidak sempat memikirkan apa sebenarnya hubungan mereka karena mereka terlalu larut dengan kebahagian yang mereka ciptakan berdua.
"Apakah ini artinya kita saling memendam asmara dalam diam? Apakah seperti ini rasanya kisah cinta yang elegan, dimana keduanya tidak saling mengungkapkan dan begitu murahnya mengumbar perasaan, namun saling mendukung dan mecintai dalam satu harapan?",ucapnya dalam hati yang berusaha mencoba untuk menyimpulkan arti dari kisah kasihnya dengan Aprilio.
Hal yang begitu sederhana namun bermakna untuk Jany adalah fakta bahwa Aprilio selalu mengingat dan tidak jeda memberikan ucapan di hari ulang tahun Jany. Hal yang sangat sepele dan sering terlupakan oleh orang-orang dan mungkin mengingat hal seperti itu adalah hal yang biasa. Tapi menurut Jany jika seseorang mampu mengingat sesuatu yang istimewa didalam hidup kita, sederhana saja orang itu pantas untuk kita istimewakan. Hal sederhana tapi begitu manis untuknya, harapan serta doa yang Aprilio kirimkan untuk Jany adalah hal yang begitu membahagiakan dan Jany tunggu setiap tahunnya.
Tapi ada hal yang terasa mengganjal dalam hati Jany, apakah tidak apa romantika ini dia teruskan tanpa sepengetahuan sahabatnya?..


 BAB VIII

"Problematika Menyapa"




Benar saja apa yang pernah Jany gumamkan dalam benaknya waktu itu. Sahabat Jany tiba-tiba mengetahui bahwa Jany masih berhubungan dengan Aprilio, entah dari mana dia bisa mengetahui hal itu.
Waktu itu tiba-tiba sahabat Jany datang menemui Jany dan langsung menampar Jany. Dia mengatakan bahwa Jany adalah wanita murahan yang rela membohongi sahabatnya sendiri yang lebih dulu dia kenal demi laki–laki yang datangnya hanya sekejap. Sahabat Jany juga mengatakan  bahwa Jany bermuka dua agar bisa lebih dekat dengan Aprilio. Jany seketika langsung syok dan matanya berkaca-kaca saat sahabat dekatnya tega hati sampai menamparnya hanya karena masalah laki-laki. Pipinya memerah karena tamparan dari sahabatnya yang begitu murka saat itu. Jany berusaha menjelaskan semua yang terjadi dengannya dan Aprilio tapi sahabat Jany sama sekali tidak mau mendengarkan. Sahabat Jany justru terus-terusan menghina bahkan dia berani untuk menyumpahi dan mengancam Jany. Jany hanya bisa menangis saat itu, dia kewalahan menghadapi sikap sahabatnya, baru ini dia melihat sahabatnya bisa semarah itu dengannya. Setelah merasa puas dengan amarahnya, sahabat Jany itu langsung pergi meninggalkan Jany sambil berludah di hadapan Jany.
Jany lalu masuk ke kamarnya dengan langkah tergopoh. Jany benar-benar down dan tidak menyangka  bahwa sahabatnya bisa sebegitu membenci dirinya dan bahkan berbuat kasar dengannya.
Dalam benaknya dia merasa segala sesuatu yang dia lakukan dan korbankan untuk sahabatnya adalah hal yang sia-sia belaka. Jany tidak tau lagi bagaimana caranya nanti menjelaskan kepada sahabatnya tentang hubungannya dengan Aprilio. Jany merasa menyesal dengan keputusannya dan kelemahan hatinya karena akhirnya dia bisa kembali luluh dengan Aprilio. Jany tidak bermaksud melukai perasaan sahabatnya sendiri. Jany juga tidak tahu kalau ternyata sahabatnya masih memiliki perasaan untuk Aprilio, karena semenjak kejadian waktu itu Jany mulai renggang dengan sahabatnya. Jany tidak tahu kalau selama ini sahabatnya sudah tidak pernah berhubungan dengan Aprilio, Jany begitu merasa bersalah karena sejak pertama Aprilio pergi dari sini Jany tidak pernah kehilangan kontak dengan Aprilio. Jany begitu menyesak karena sempat merasa bahagia diatas penderitaan sahabatnya sendiri. Jany bahkan tidak menyangka bahwa sahabatnya benar-benar memiliki perasaan yang besar terhadap Aprilio dengan jangka waktu yang sangat lama. Memikirkan hal tersebut membuat Jany semakin menyalahkan dirinya sendiri. Jany tidak bisa berkata apa-apa ketika sahabatnya itu melontarkan berbagai makian, cacian bahkan ancaman kepadanya..
"Apa yang harus aku lakukan, aku sudah sangat menahan pedih selama ini atas rasaku terhadap laki-laki itu, aku mencoba untuk merelakan dan mengiklhaskan seseorang yang aku cintai padahal aku tau bahwa dia tidak bisa berlama-lama disini dan aku juga tau kalau sulit ada kesempatan untukku bisa bertemu dengannya lagi. Kenapa kedatangannya yang begitu tiba-tiba, tapi bisa begitu mudahnya singgah di hatiku. Baru saja aku mau memulai dan memberanikan diri untuk mengikuti perasaanku, tapi tiba-tiba saja hantaman keras memukulku. Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Kenapa engkau menguji rasaku seberat ini, bagaimana aku harus bersikap, dasar kepercayaan apa yang harus aku ikuti sedangkan baru saja aku mencoba memulai mengikuti perasaanku tapi rasa sakitlah yang memberiku jawaban. Apa harus aku hentikan atau aku lanjutkan? Mengapa hanya aku yang paling merasa menderita sendiri disini. Disatu sisi aku merasa begitu jahat dengan Aprilio,  karena aku harus mengucapkan selamat tinggal kepadanya dengan cara yang sangat arogan. Aku bahkan tidak bisa memberi salam atau mengucapkan terima kasih karena selama dia disini yang dia berikan hanyalah momen-momen sederhana tapi begitu membuatku bahagia, sedang yang kubalaskan untuknya hanyalah sikap arogan dan arogan, tapi disisi lain itu semua demi sahabatku sendiri. Dan kini setelah dia sudah tidak disini, sahabatku malah menyerangku dengan cara seperti ini. Ya Tuhan aku harus apa?! ucapnya sambil tersedu.

BAB IX


"Rahasia Tidak Terduga"




Cinta yang bertepuk sebelah tangan, ternyata bisa membuat hidup seseorang benar-benar menjadi tidak waras.
Hal itulah yang dialami oleh sahabat Jany. Ternyata tanpa sepengetahuan siapapun, sahabat Jany memiliki sisi yang begitu mengerikan. Dia adalah seseorang pendendam terbaik. Sifatnya yang begitu egois, tempramen bahkan rela melakukan apapun agar segala keinginannya bisa terwujud.
Sedikit kilas balik yang menjelaskan awal mula pertemuan sahabat Jany dengan Aprilio, ternyata sahabat Jany sudah terlebih dahulu mendengar kabar bahwa akan ada laki-laki yang jauh asal-usulnya datang ke tempat tinggalnya. Sahabat Jany bahkan langsung mencari tau siapa nama laki-laki itu dari keluarga yang akan menjadi tempat persinggahan laki-laki tersebut. Setelah mengetahui siapa nama laki-laki itu, dia langsung mencari tahu lebih mendalam seperti apa rupa laki-laki tersebut. Melalui social media yang dimilikinya akhirnya dia menemukan media sosial Aprilio. Niat awalnya hanya sekedar iseng dan begitu penasaran kenapa laki-laki itu tiba-tiba ikut datang jauh-jauh kemari. Dari pertama melihat foto laki-laki tersebut sahabat Jany merasakan hal yang begitu berbeda. Foto laki-laki tersebut begitu mengingatkannya dengan mantan pacarnya dulu yang meninggal saat kecelakaan. Kenangan yang begitu menyakitkan dan tidak mudah untuk dia lupakan. Mata sahabat Jany tiba-tiba menitikkan air mata begitu melihat foto dan isi social media Aprilio, Aprilio memiliki banyak sekali kesamaan dengan orang yang dia cintai dulu. Disaat itulah perasaan yang tadinya sudah mati bisa seketika hidup kembali, dia merasakan kebahagiaan yang sama. Sahabat Jany bahkan sempat berfikir bahwa Tuhan ingin menghadirkan pengganti untuk luka lamanya. Kebetulan rumah sahabat Jany dekat dengan rumah keluarga yang akan ditinggali Aprilio selama di sini. Sahabat Jany begitu semangat dan begitu menantikan seperti apa Aprilio secara dekat. Dia begitu ingin bertemu degan Aprilio. Benar saja, saat Aprilio mulai tiba di tempat tinggalnya, sahabat Jany lantas datang untuk memberi sambutan kepada Aprilio. Dia mulai melakukan pendekatan dengan mengenalkan dirinya sambil berjabat tangan.
"Hai perkenalkan namaku Eisya, selamat datang semoga kamu menikmati waktumu disini ya", ucap sahabat Jany.
"Oh iya, kenalin juga namaku Aprilio. Senang berkenalan dengamu Sya", jawab Aprilio.
 Aprilio pun merespon dengan baik sambutan dari sahabat Jany tersebut. Dia begitu merasa tersanjung karena baru pertama kali dia datang kesini tapi dia sudah memiliki teman baru yang menyambutnya dengan baik dan hangat.
Eisya sangat merasa senang bahwa Aprilio ternyata memiliki sifat yang baik dan tidak arogan. Dia tidak menyangka bahwa Aprilio mau membalas jabatan tangannya sewaktu perkenalan tadi. Bahkan saat bercengkrama tadi Aprilio juga merupakan sosok yang begitu rendah hati, easy going, bahkan sangat hangat dan baik. Hal itulah yang membuat sahabat Jany begitu yakin bahwa Aprilio adalah sosok yang Tuhan hadirkan untuk menyembuhkan luka masa lalunya.
Eisya memang sosok yang begitu ceroboh karena dengan mudahnya menyimpulkan dan menjatuhkan perasaan pada laki-laki yang belum benar-benar dia kenal. Dia mudah sekali menggunakan perasaannya hanya karena sosok Aprilio mirip dengan cinta di masa lalunya.
Di hari selanjutnya Eisya bahkan semangat untuk bangun pagi dan tergesa-gesa melihat ke hadapan jendela untuk mengamati Aprilio dari kejauhan. Karena memang rumah Eisya berhadapan dengan rumah yang ditinggali Aprilio. Tanpa berfikir panjang Eisya merasa begitu sangat jatuh cinta pada pandangan pertama.
Pagi itu saat matahari mulai sedikit menunjukkan teriknya, kebetulan memang sedang ada acara rutin satu tahun sekali di bulan Delapan. Eisya mengajak Aprilio untuk pergi ke acara tersebut. Tanpa ragu pun Aprilio menerima ajakan Eisya. Karena acara-acara seperti itu adalah hal yang baru untuk Aprilio jadi dia begitu ingin melihatnya. Eisya berangkat ke tempat lapang itu hanya berdua saja dengan Aprilio. Eisya sengaja tidak mengajak teman-temannya yang lain karena dia tidak ingin ada yang mengganggu usaha pendekatannya dengan Aprilo. Saat dalam perjalanan dengan diisi dengan bincang-bincang, Eisya pun mulai berani untuk yang pertama kali meminta nomor handphone Aprilio. Dalam benak Aprilio dia agak merasa tidak nyaman, tapi dia mulai berfikir positif  bahwa itu bukan masalah, lagian dia teman pertamanya yang sangat baik disini. Akhirnya, Aprilio pun memberikan nomor handphonenya. Eisya yang tidak bisa menahan bahagianya dengan kepercayaan dirinya dia begitu berani untuk berjalan berdekatan dengan Aprilio.
Setelah sampai di lapang luas tempat diselenggarakannya acara tersebut Eisya mengajak Aprilio untuk berbaur dengan teman-temannya. Kebetulan waktu itu Aprilio hanya menjadi penonton untuk acara tersebut, karena dia memang orang baru dan bukan bagian dari anggota. Aprilio hanya duduk di pinggiran lapang sambil ikut tertawa melihat orang-orang yang bersorak soranda dengan riangnya. Dia begitu menikmati acara tersebut. Eisya pun tidak bisa luput mengalihkan pandangannya dari ketampanan rupa Aprilio yang begitu menawan. Seakan-akan Aprilio sudah  menjadi miliknya dia terus mengawasi Aprilio dari kejauhan. Saat itu juga dia tidak sengaja melihat sahabatnya Jany yang terlihat begitu tertegun memandang Aprilio. Eisya lalu mendatangi sahabatnya tersebut dan mengatakan tentang siapa itu Aprilio. Dalam benak Eisya dia merasa bahwa Jany memiliki rasa penasaran dengan Aprilio. Akhirnya, Eisya memiliki rencana untuk mengenalkan Aprilio kepadanya. Dia hanya memiliki niat apakah sahabatnya benar-benar memiliki rasa penasaran ataukah cuek dan mengabaikan.
Seakan-akan Eisya memiliki dua sisi, dia terlihat begitu biasa mengenai laki-laki itu di hadapan Jany, padahal hatinya begitu cemburu melihat siapa saja yang menatap Aprilio dengan tidak biasa. Apalagi dia sendiri mempergoki Jany, menatap Aprilio sampai seperti melamun.
Di hari selanjutnya karena Jany dan Eisya biasa melakukan jalan-jalan di tempat tinggalnya, dan juga karena sebelumnya mereka sudah ada janji untuk melakukan jalan-jalan bersama akhirnya Eisya mengajak Jany untuk jalan-jalan. Dan tanpa sepengetahuan Jany, Eisya sengaja mengajak Aprilio untuk membuktikan apakah gerak-gerik Jany menunjukkan ada tidaknya rasa terhadap Aprilio. Dia sengaja melakukan hal tersebut karena dia begitu geram kepada Jany yang begitu penasaran dan bertanya banyak hal tentang Aprilio melalui aplikasi pesan kemarin. Jany begitu penasaran hanya karena Eisya mengirim pesan bahwa Aprilio sempat menanyakan siapa nama Jany dan dimana rumah Jany.
Dengan berat hati akhirnya Eisya mulai mencoba untuk memperkenalkan Jany dan Aprilio. Hatinya begitu terasa panas karena dia melihat Jany seperti senang bisa berkenalan dengan Aprilio. Begitupun dari pihak Aprilio yang memandang Jany tiada henti. Hal yang begitu membuat kaget Eisya adalah ketika Aprilio langsung meminta nomor handphone Jany di hadapan Eisya. Aprilio bahkan terlihat tanpa ragu mendekati Jany terus-terusan saat dalam perjalanan. Eisya begitu geram, tidak disangka Aprilio langsung meminta nomor handphone Jany padahal baru saja mereka berkenalan. Namun dia berusaha menahan agar tidak ketahuan, dia berusaha bersikap tenang dan terlihat seolah semua tidak ada apa-apa. Saat Jany menoleh ke Eisya ketika Aprilio meminta nomor handphonenya , seakan-akan Jany bertanya kepada Eisya apakah akan dia berikan atau tidak. Akhirnya Eisya mengkode Jany  untuk memberikan nomor handphonenya. Muka Eisya langsung memerah yang menunjukkan betapa dia menahan amarah karena kecemburuannya saat itu. Namun dia masih bisa menahan amarahnya.
Saat perjalanan mereka sudah usai dan diakhiri dengan kembali ke rumah masing-masing. Saat itu Eisya pulang kembali dengan Aprilio. Dia masih sangat kesal dengan Aprilio, kenapa Aprilio terlihat begitu bersemangat dan agak agresif terhadap Jany. Padahal itu pertemuan pertama mereka. Dia juga merasa Aprilio terlihat begitu berbeda, Aprilio menjadi sosok yang tidak banyak bicara dengannya dan hanya terfokuskan pada layar handphonenya saja. Sosok yang dingin sejak awal mulai berkenalannya Aprilio dengan Jany. Saat berjalan, Eisya tidak ragu menanyakan kepada Aprilio.
"Lio, kamu kok tadi baru pertama kali kenal sama sahabatku Jany kok tiba-tiba langsung minta nomor handphonenya sih?", tanya Eisya.
"Loh emangnya kenapa? Emang salah kalau aku minta nomor handphonenya dia. Lagian kan dia temen kedua aku disini. Kamu juga baru pertama kali kenal sama aku juga langsung minta nomer handphoneku. Ya gak apa-apa dong berarti, kan kita semua teman", jawab Aprilio.
Mendengar jawaban Aprilio , Eisya tidak bisa menjawab apapun, dia begitu malu dan agak merasa tersinggung mendengar jawaban Aprilio yang mengatakan fakta bahwa memang Eisya duluanlah yang meminta nomor handphone Aprilio.
Sesampainya di rumah Eisya begitu geram dengan sahabatnya Jany. Dia begitu marah dan merasa muak dengan Jany.
"Sok kalem banget sih jadi orang, pura-puranya aja kemaren gak mau ngebahas tentang Aprilio, eh giliran resmi dikenalin ujung-ujungnya seneng juga. Bermuka dua banget gak sih dia, seakan akan sengaja memanfaatkan sikapnya yang sok kalem untuk menarik perhatian dari Aprilio. Haiishhh muak aku lihatnya. Dia pasti udah seneng banget bisa saling berkirim pesan dengan Aprilio, dan Aprilio pasti juga sering banget menghubungi Jany, sedang aku yang udah dulu kenal sama Aprilio gak pernah tuh Aprilio duluan yang menghubungi pasti aku duluan yang terus-terusan nanya", ucapnya dengan sambil menggerutu.
Namun Eisya mulai kembali merasakan kepercayaan dirinya. Dalam benaknya terus berusaha meyakinkan bahwa dia akan begitu mudahnya mendapatkan hati Aprilio. Itu semua karena Eisya selalu memiliki kesempatan lebih banyak untuk bisa berdekatan dengan Aprilio, selain karena jarak rumah mereka yang berdekatan dan membuat Eisya lebih mudah untuk sering mengunjungi Aprilio bahkan menghabiskan waktu berdua bersama. Berharap hal itu bisa membuat hati Aprilio luluh kepadanya. Sikap Aprilio yang  juga baik terhadap Eisya membuat Eisya begitu tergila-gila dan mengagumi sosok Aprilio. Dia bahkan benar-benar akan melakukan hal apapun untuk bisa memiliki Aprilio,  dia juga tidak segan menghancurkan apapun yang akan menjadi penghalang hubungannya dengan Aprilio, sekalipun itu sahabatnya sendiri.


BAB X

"Sosok Baru, Masa Lalu Aprilio"




Sedikit kilas balik tentang masa lalu Aprilio. Laki-laki misterius yang tiba-tiba datang ke tempat tinggal Jany dan Eisya, dimana kedatangannya begitu memberikan pengaruh yanag besar terhadap Jany dan juga Eisya.
Disaat Aprilio sudah kembali ke tempat asalnya, muncul lah sosok baru bernama Adelia. Dia adalah perempuan berfaras cantik, berambut pendek , dan memiliki tatapan mata yang begitu tajam. Kehadirannya di tempat tinggal Jany begitu menjadi sorotan oleh sebagian besar para penduduk terutama kaum laki-laki mudanya. Itu semua karena farasnya yang benar-benar begitu menawan dan memikat. Dia datang ke tempat tinggal Jany untuk bersekolah disana dengan alasan dia ingin merasakan bagaimana atmosfer kehidupan orang di pedesaan.
Adelia, selisih setahun lebih tua dari Jany dan Eisya. Namun sikapnya begitu benar-benar terlihat dewasa. Adelia sengaja memilih sekolahan yang sama dengan Eisya dan Jany. Kedatangannya di sekolah sebagai murid baru pindahan dari kota benar-benar menarik perhatian untuk semua warga sekolah saat itu. Dia benar-benar terlihat begitu menonjol karena faras fisiknya.
Eisya yang merasa kagum melihat betapa populernya perempuan tersebut, akhirnya membuat Eisya langsung menggunakan beberapa cara agar bisa lebih dekat dan akrab dengan Adelia.
Namun tidak bagi Jany. Entah apa yang di benak Jany namun dia merasa ada yang ganjal, kenapa perempuan tersebut tiba-tiba datang ke tempat tinggalnya bahkan memilih sekolah yang sama dengan Jany dan Eisya. Apalagi dia datang tepat setelah Aprilio pergi dari sini. Laki-laki yang begitu misterius dan meninggalkan luka terdalam kepada dirinya. Bukan bermaksud untuk menghubungkan perempuan tersebut dengan Aprilio, tapi dia hanya merasa trauma saja jikalau ada orang luar yang tiba-tiba masuk ke dalam tempat tinggalnya.
Karena waktu itu hubungan Jany dan Eisya sudah merenggang akibat Aprilio. Jany tidak memiliki teman dekat siapapun waktu itu, karena sahabat terdekatnya memang hanya Eisya.
Eisya sengaja begitu menonjol menunjukkan keakrabannya dengan teman barunya Adelia. Dia melakukan itu semua agar Jany merasa iri dan tidak nyaman. Eisya memang menjadi sosok yang sangat menyebalkan terhadap Jany. Dia benar-benar begitu ingin balas dendam dengan menghancurkan Jany. Karena dia merasa hubungannya gagal dengan Aprilio akibat ulah Jany.
Benar saja, semakin hari hubungan Eisya dengan Adelia menjadi semakin dekat. Mereka bahkan sering menghabiskan waktu bersama, dari mulai berangkat sekolah bersama dan dimanapun mereka selalu bersama hingga semakin dekat. Jany yang melihat hal tersebut agak sedikit kesal, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena dia sudah tidak lagi memiliki ikatan persahabatan dengan Eisya.
Lambat laun setelah Eisya dan Adelia menjadi lebih dekat, Eisya mencoba meminta bantuan kepada Adelia untuk membalaskan dendamnya. Dia menceritakan semua awal kejadian yang berkaitan tentang Aprilio yang membuatnya begitu ingin menghancurkan Jany.
Dalam benak Adelia dia merasa senang, akhirnya usaha dia untuk datang ke desa itu tidak sia-sia.
Benar saja Adelia adalah masa lalu Aprilio, yang dulunya begitu tergila-gila dengan Aprilio, sama seperti Eisya. Namun rasa Adelia menjadi lebih parah daripada Eisya. Adelia adalah perempuan yang psikopat, yang bisa menjadi apa saja dan siapa saja untuk bisa membalaskan dendamnnya.

(Kilas Balik)
Adelia dulunya adalah sahabat Aprilio sedari kecil. Bahkan dulu mereka sering mendapat julukan si kembar, dikarenakan dari mereka kecil sampai mereka beranjak sekolah mereka selalu bersama dan selalu berada di satu kelas yang sama. Wajah mereka pun terlihat begitu mirip, karena mungkin saking lamanya mereka selalu bersama. Semakin bertambahnya usia, apalagi mereka berlawanan jenis, hal itulah yang  membuat benih-benih rasa mulai tumbuh di hati Adelia. Dia begitu mencintai dan menyayangi Aprilio bahkan dari kecil dan akan seperti itu seterusnya sampai dia menua, begitulah harapannya. Dia menjadi sosok yang sangat posesif terhadap Aprilio. Dia benar-benar cinta mati terhadap Aprilio, dia bahkan rela melakukan apa saja demi Aprilio. Dia benar-benar tergila-gila dengan teman masa kecilnya itu, sampai-sampai dia selalu menomor duakan dirinya dan lebih mengutamakan hal sekecil apapun asal itu berkaitan dengan Aprilio. Namun seiring bertambahnya usia mereka, Aprilio sudah mulai bisa membedakan perhatian tulus seseorang yang memang hanya sekedar teman atau yang menginginkan lebih dari itu. Aprilio mulai merasa tidak nyaman dengan sikap posesif Adelia terhadapnya. Dia benar-benar tidak bisa tolerir lagi saat Adelia selalu membuntuti Aprilio kemanapun dia pergi. Pernah ada suatu kejadian yang membuat Aprilio begitu marah terhadap Adelia karena sikapnya yang terlalu berlebihan dan cenderung mencampuri kehidupan pribadi  Aprilio, akhirnya Aprilio pun tidak segan-segan menjelaskan apa arti hubungan dekatnya dengan Adelia saat itu agar Adelia paham dimana batasannya.

"Del aku jelasin ya sama kamu, aku tahu dan aku juga sangat paham bahwa kita temenan emang udah dari kecil, tapi sekarang kita sudah sama-sama dewasa, aku berhak dong mengurusi kehidupan aku sendiri mau gimana. Dan juga aku berhak menentukan perasaanku dan masa depanku dengan siapa. Maaf kalau selama ini kamu salah mengartikan sikap baik dan perhatianku kepadamu. Tapi itu semua aku lakukan tulus karena kita temenan, aku sayang sama kamu sebagai temen. Kamu bahkan udah kaya keluarga aku sendiri. Jadi kamu tolong mengerti ya dan hargai privasi aku, supaya aku bisa terus-terusan nyaman temenan sama kamu", ucap Aprilio sambil berdiri menatap Adelia.

"Apa ?! cuma temen? Perkenalan kita yang udah kita jalin berpuluh tahun lamanya, dan kamu anggap cuma temen? Perhatian aku, waktu aku, semua yang aku berikan sama kamu bahkan hidup akupun aku rela berikan sama kamu dan kamu cuma menganggap semua ini hanya teman. Wah benar-benar omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan?!!. Hati kamu sudah mati apa gimana, setelah semua yang udah aku korbankan buat kamu, masa kamu sedikitpun enggak memiliki perasaan apa-apa ke aku? Kamu bener-bener jahat!!. Kamu benar-benar enggak bisa menghargai aku sama sekali. Inget ya kalau aku gak bisa dapetin kamu, maka gak akan ada satu orang pun yang juga bisa dapetin kamu. Walau itu ke ujung dunia sekalipun aku akan tetap ngejar kamu. Walau sekarang aku sangat sakit karena ucapanmu, tapi perasaan sayang aku ke kamu lebih besar daripada rasa sakit yang kamu berikan untukku", jawab Adelia dengan menahan air mata.

"Cukup del kamu jangan bersikap seperti itu. Kalau kamu beneran sayang sama aku harusnya kamu mengerti", pungkas Aprilio.

Dengan langkah yang percaya diri Adelia langsung datang menghampiri Aprilio dan memeluk erat Aprilio.

"Iya aku memang sangat dan teramat menyayangi kamu Yo, untuk itu kamu  jangan pergi kemanapun ya. Aku gak mau kehilangan kamu", ucap Adelia sambil tersenyum menyeringai.

Setelah kemaren mereka bersiteggang, akhirnya mereka kembali bersikap biasa pada hari berikutnya.
Adelia cukup mumpuni untuk berakting seakan-akan dia patuh menuruti permintaan Aprilio untuk bersikap biasa terhadap Aprilio dan mulai memanfaatkan kesempatan itu untuk memata-matai Aprilio.
Adelia benar-benar perempuan licik dan berani menerima resiko apapun untuk mewujudkan keinginannya. Dia bahkan berhasil membayar orang untuk meng-hack segala akun socmed Aprilio. Ide gilanya benar-benar mengendalikan dirinya, dia melakukan itu semua agar lebih bisa mengawasi Aprilio dengan lebih intens dan memudahkan Adelia tahu dengan siapa saja Aprilio berhubungan. Benar saja ide gilanya itu berhasil mempermudah langkah Adelia untuk meninjau semua aktifitas Aprilio tanpa harus berdekatan dengan Aprilio.
Hal yang benar-benar bisa membuat orang dewasa berdecak kagum jika tahu hal gila apa yang telah dilakukan oleh anak seumuran Adelia dengan bertingkah senekad itu hanya karena dirinya sedang dimabuk asmara.
Rahasia itu ibarat bangkai, yang namanya bangkai lama-kelamaan akan tercium aroma busuknya.
Begitupun dengan rahasia yang disimpan Adelia selama ini mengenai dirinya yang dengan lancang membobol akun socmed Aprilio. Aprilio merasa curiga bahwa akun socmednya telah diretas oleh seseorang. Kecurigaannya berawal saat Aprilio mencoba untuk mengaktifkan kembali aplikasi yang baru dia non aktifkan beberapa hari yang lalu, namun tiba-tiba ada pemberitahuan bahwa akun socmednya telah melakukan aktifitas beberapa jam yang lalu. Dengan kecerdasan yang dimilikinya akhirnya Aprilio berhasil menemukan alamat IP seseorang yang dengan lancang membobol akun socmednya tanpa sepengetahuan dirinya.
Hal yang tidak kalah mengejutkan untuk Aprilio adalah fakta bahwa Adelia lah yang melakukan kejahatan tersebut. Aprilio benar-benar syok mengetahu hal itu. Dalam benaknya dia berkata untuk apa sebenarnya Adelia sampai melakukan hal ini. Aprilio benar-benar tidak habis fikir dan tidak bisa mengendalikan amarahnya, karena dia merasa Adelia begitu melukai harga dirinya.
Dengan langkah yang penuh dengan amarah Aprilio lalu menemui Adelia.

"Del, gimana kemajuan kamu buat cari tahu semua tentang aku? Kamu udah menemukan hal yang bisa bikin kamu puas?", ucap Aprilio.

Adelia seketika kaget mendengar pertanyaan yang dikeluarkan dari mulut Aprilio. Langkahnya gusar, matanya menciut dirundung rasa takut. Dengan terbata-terbata Adelia menjawab.

"Ma..mak..sud kamu apa Aprilio. Ah kamu membuatku takut. Aku benar-benar gak ngerti apa yang kamu ucapin. Kamu taulah kita udah bareng dari kecil, jadi semua tentang kamu aku gak perlu mencari tau, karena aku sudah lebih dari tau semua tentang kamu", jawab Adelia sambil tersenyum kaku.

"Hahaha, pintar sekali ya kamu bersandiwara. Kenapa kamu gak jadi seorang artis saja atau kalau enggak jadi hacker terkenal karena kamu begitu pandai dalam dua hal tersebut. Aku benar-benar kecewa. Aku gak tau niat kamu sama aku itu apa. Aku bener-bener enggak nyangka kamu ngelakuin hal yang begitu diluar batas dan menyakiti perasaanku. Ya memang benar kita teman dekat dari kecil, aku akui itu dan aku juga tau. Tapi ternyata ada satu hal yang aku lewatkan selama pertemanan kita yang sudah terjalin berpuluh-puluh tahun lamanya. Ternyata kamu itu benar-benar bermuka dua. Aku gak tau mau kamu apa sampai sejauh itu melakukan hal yang benar-benar tidak bisa aku duga", ucap Aprilio.

"Loh kamu kok tau kalau aku meng-hack semua akun socmed mu? Bagaimana bisa?", jawab Adelia dengan gugup.

"Kamu tau rumus bangkai kan?Aku yakin kamu cukup cerdas, jadi aku gak perlu menjelaskan rumus bangkai itu seperti apa. Kamu jawab pertanyaan aku, kenapa kamu bisa sejauh ini melakukan hal yang teramat bodoh terhadap teman dekatmu sendiri?", ucap Aprilio dengan tatapan yang tajam.

Dengan santainya bahkan memberikan senyuman yang begitu menakutkan akhirnya Adelia menjawab semua pertanyaan yang diberikan Aprilio terhadapnya. Sambil mendekati Aprilio dan bahkan memegang kedua tangan Aprilio dengan erat.

"Aprilio, kamu tahu kan bagaimana perasaan aku sama kamu yang pernah aku ungkapin waktu itu. Aku benar-benar mencintaimu, aku bahkan tidak bisa jika seharipun tidak melihatmu. Kamu itu bagaikan oksigen untuk hidup aku. Kamu tahu betapa berharganya kamu buat aku? Kamu sangat-sangat berharga lebih dari diri aku sendiri. Aku bahkan rela untuk bangun pagi agar bisa menjemput kamu dirumahmu supaya aku tidak kehilangan kesempatan untuk berangkat ke sekolah setiap hari sama kamu. Kamu inget hal itu kan? Kita bahkan berangkat sekolah bareng dari kita TK. Orang tua kita juga sudah sangat dekat. Bahkan berangkat bersama kamu itu sudah merupakan bagian kebiasaanku yang tidak pernah sekalipun aku lewatkan. Aku tidak peduli bahkan jika-jika orang sampai mengatakan bahwa kita adalah saudara kembar atau orang-orang yang dengan iri hati mengatakan bahwa aku selalu membuntuti kamu. Aku gak masalah sama semua cibiran yang aku terima dari dulu, asal kamu sendiri tidak mempermasalahkan aku untuk  selalu disisi kamu. Karena dengan adanya kamu di hidup aku, itu udah lebih dari cukup. Aku juga tidak peduli mau seberapa keras kamu menolak rasaku untukmu, rasa ini akan tetap selalu ada. Dan aku akan terus membuntuti kamu sampai kapanpun. Kamu gak akan pernah bisa lepas dari aku, Aprilio. Jadi tolong ayo kamu lupakan ego dan kegengsianmu, aku tau kamu juga cinta sama aku. Jadi tolong ya, ya, ayo kita bahagia bersama. Dan aku juga punya alasan yang istimewa kenapa aku meng-hack akun socmed kamu, itu semua aku lakukan karena aku sayang sama kamu. Aku ingin bisa lebih mengerti apa keinginan kamu dan semua aktifitas kamu. Aku ingin tetap bisa menjaga kamu walau itu dari kejauhan.", ucap Adelia sambil tersenyum berurai air mata.

"Kamu benar-benar sudah sinting ya Del!!!! Bukankah penjelasan aku sama kamu kemaren sudah cukup. Kamu sekarang malah membualkan hal-hal yang sudah berlalu. Kita sudah sama-sama dewasa Del, tolonglah kamu jangan bersikap seperti anak-anak. Aku pikir kemaren kamu udah paham dan ngerti sama penjelasan aku. Tapi ternyata kamu diam-diam malah mengkhianati aku. Wahh... kamu benar-benar sudah enggak waras , aku benar-benar gak ngerti lagi kamu bisa sejauh ini. Aku paling gak suka ya kalau ada orang yang ikut campur dengan urusan pribadi aku, entah  itu teman dekatku, sahabatku, bahkan kamu yang juga sahabatku dari kecil. Bukan berarti karena kita terlihat seperti saudara di hadapan orang-orang, kamu merasa berhak sama hidup aku. Salah!! kamu salah besar!
Kalau kamu gak mau berhenti aku terpaksa akan laporkan kamu ke pihak kepolisian karena kamu sudah mencoba melakukan kejahatan serta menganggu aku terus-terusan", jawab Aprilio dengan tegas dan penuh amarah.

Aprilio benar-benar sudah tidak lagi bisa memaklumi sikap Adelia terhadapnya. Dia benar-benar merasa terganggu dan merasa dirugikan.

"Apa membual? Kamu anggap semua ucapanku hanya bualan semata? Kamu yang udah gila Aprilio. Bagaimana bisa manusia tidak memiliki hati sama sekali, bagaiamana bisa manusia tidak mengerti sama sekali, bagaimana bisa manusia tidak bisa melihat ketulusan yang diberikan oleh seseorang terhadap kehidupannya setelah berpuluh-puluh tahun lamanya. Oh gapapa silahkan jika kamu mau melaporkan aku ke pihak kepolisian. Kenapa nggak sekalian masukkan aku ke dalam rumah sakit jiwa, karena kamu tau kan kalau aku sudah begitu tergila-gila sama kamu", ucap Adelia sembari tersenyum lebar.

Melihat tingkah Adelia yang benar-benar membuat Aprilio tidak tahan lagi didekatnya. Akhirnya, Aprilio rela mengalah dan meninggalkan Adelia sendirian. Aprilio bahkan langsung mengambil tindakan dia mengambil keputusan yang membuat Adelia benar-benar geram. Aprilio rela pindah dari sekolahnya agar tidak bisa bertemu lagi dengan Adelia. Aprilio benar-benar sudah muak. Aprilio juga tidak luput menghapus semua hal yang berkaitan dengan Adelia entah itu socmednya, keluarganya, dan segala hal yang memungkinkan komunikasi diantara keduanya.
Masalah itu semualah yang mendasari Aprilio untuk ikut pergi berliburan ke tempat tinggal keluarganya, yang kebetulan di tempat itu dia bertemu dengan Jany dan Eisya.


BAB XI


"Puncak Problematika"





Setelah dengan berbagai upaya yang dilakukan Adelia untuk tetap bisa mengetahui bagaimana keadaan Aprilio dan keberadaan Aprilio. Akhirnya Adelia berhasil menemukan tempat yang menjadi pelarian Aprilio setelah masalahnya dengan Adelia waktu itu. Aprilio lah yang menjadi alasan Adelia untuk datang menyelidiki tempat tinggal Jany dan Eisya. Setelah Adelia tahu apa saja yang dilakukan Aprilio dan siapa saja yang mendekati Aprilio selama disana melalui cerita dari sahabat barunya Eisya. Adelia begitu geram dan sangat membenci Jany. Eisya memang sosok yang licik, dia memanfaatkan situasi Adelia untuk menguntungkan dirinya agar lebih mudah membalaskan dendamnya pada Jany. Karena Eisya sepenuhnya ingin mengambil hati Adelia agar percaya padanya, Eisya tidak meceritakan kejadian sebenarnya bahwa alasan dia ingin begitu menghancurkan Jany adalah karena rasa sakit hatinya yang ditolak oleh Aprilio, lantaran Aprilio lebih memilih Jany dibandingkan dirinya. Setelah mendengar semua karangan palsu dari Eisya tentang Jany. Akhirnya hal tersebut berhasil membuat Adelia begitu naik pitam, dalam ucapnya dia mengatakan bahwa dia akan benar-benar merisak dan merundung Jany. Adelia begitu ingin rasanya mencabik-cabik Jany. Dia benar-benar marah dan dendam, bisa-bisanya gadis kampungan yang gak ada apa-apanya dibanding dirinya, tapi dengan begitu mudahnya meluluhkan hati Aprilio. Sedang dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya kenal tapi malah diacuhakan dan dibuang begitu saja. Akhirnya dibawah perintah Adelia, Adelia berhasil untuk bersengkongkol dengan Eisya untuk merisak Jany. Hal itu mereka lakukan di sekolah , tapi setelah semua jam pelajaran usai.
Adelia yang begitu marah serta dipenuhi amukan dendam di hatinya langsung datang menemui Jany setelah pulang sekolah. Dia tidak segan-segan langsung menjambak rambut Jany dan mengguntingnya dengan begitu kasar. Jany yang dipegang oleh Eisya sama sekali tidak bisa melakukan perlawanan. Hal itu karena fisik Jany yang jauh lebih kecil daripada Eisya dan Adelia.
Jany hanya bisa pasrah dan menangis waktu itu.

"Kamu benar-benar wanita murahan dan gak tau diri ya. Kamu gak sadar kamu itu siapa? Kamu gak sadar Aprilio itu siapa? Aprilio itu milik aku dan sepenuhnya akan seperti itu. Kamu gak usah mimpi untuk bisa mendapatkan Aprilio. Kamu gak akan bisa!! Aprilio terlalu berharga dibandingkan dengan kamu yang tidak ada harganya.  Jadi, kalau kamu masih ingin hidup normal kamu putuskan semua hubungan kamu dengan Aprilio. Kamu jangan sampai lagi berkomunikasi dengannya!! Paham?!!, ucap Adelia sambil mecengkeram leher Jany.


Setelah Eisya dan Adelia pergi Jany hanya bisa menangis tersedu sambil duduk lemas saat itu. Dia benar-benar merasa kesakitan akan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Adelia dan sahabatnya sendiri Eisya. Dia menyesali semua hal yang berkaitan dengan laki-laki itu. Romantika yang begitu menyenangkan menjadi kenangan yang begitu pahit dan menyakitkan untuknya.

"Kenapa aku harus bertemu dengan laki-laki itu?! Kenapa ini semua harus terjadi kepadaku?!
Apa sebenarnya salahku, kenapa aku harus mengalami ini semua setelah laki-laki itu tidak berada disini, kenapa?!!!", ucap Jany berteriak sambil berderai air mata.

Hari demi hari setelah perempuan bernama Adelia itu berada di tempat tinggal Jany, kehidupan Jany terasa begitu kelam setiap harinya. Pergi ke sekolah, bahkan keluar rumah pun menjadi momok yang begitu menakutkan untuknya. Segala hinaan, cacian, bahkan kekerasan yang dia alami di sekolah sudah seperti makanan sehari-hari untuknya.
Di tempat tinggalnya Jany bahkan dikucilkan oleh teman-teman sebayanya, karena ada fitnah yang tersebar bahwa Jany selama ini suka menggoda laki-laki untuk bisa dimanfaatkan kekayaannya, termasuk Aprilio.
Adelia dan Eisya memang benar-benar nekat untuk bisa menghancurkan hidup Jany. Dia bahkan sering melempari jendela kamar Jany dengan surat kaleng yang berisi ancaman-ancaman bahwa kehidupannya akan lebih menyeramkan dan menyakitkan setiap hari serta ungkapan bahwa hal ini mereka lakukan agar Jany benar-benar tahu diri dan menyesali semua kebahagiaan yang pernah Jany dapatkan dengan Aprilio. Karena menurut Eisya dan Adelia, kebahagiaan yang Aprilio berikan untuk Jany sangat tidak pantas untuk Jany dapatkan.
Jany benar-benar merasa ketakutan saat itu. Malam begitu seram, siang tak terlihat terang. Tidurnya menjadi tidak nyenyak, makannya pun tak enak.  Dia bahkan tidak berani bercerita kepada siapapun, karena Adelia sempat mengancam akan mengakhiri hidup Jany apabila dia berani bercerita jika dirinya dan Eisya telah merisak Jany.
Hari-hari Jany begitu kelam, tidak ada seorangpun yang peduli terhadapnya. Jany sedang benar-benar berada di titik terendah dalam hidupnya. Sempat terlintas dalam pikirannya untuk mengakhiri hidupnya, karena Jany tidak mampu menanggung semua rasa malu dan ketakutannya.
Tapi itu semua tidak lagi, setelah Jany menerima amplop surat yang dia temukan di depan pintu rumahnya. Dengan perasaan yang dirundung rasa takut karena mengkhawatirkan bahwa isi surat tersebut akan berisi ancaman yang lebih menakutkan, Jany lalu membawa amplop itu ke dalam kamarnya dan perlahan membuka isi amplop tersebut. Matanya berkaca-kaca mulutnya gemetar, seperti ada sebuah keajaiban Jany mendapatkan secercah harapan. Ternyata isi amplop itu adalah surat yang dikirimkan Aprilio untuknya. Jany benar-benar tidak menyangka bahwa Aprilio masih mengingatnya, setelah berbulan-bulan lamanya mereka tidak saling berhubungan sekalipun karena Jany terpaksa memblokir semua akun socmed atau apapun yang berkaitan dengan Aprilio agar Aprilio tidak memilik celah lagi untuk bisa menghubungi Jany. Jany tidak menyangka bahwa Aprilio tidak menyerah untuk tetap mencari tahu keadaannya, walau mungkin dengan cara yang sangat kolot. Tapi mungkin Aprilio tidak memiliki cara lain, karena ini mungkin satu-satunya cara agar bisa memberi kabar terhadap Jany.
Dalam surat tersebut bertuliskan.

"Hai Jany. Kamu apa kabar? Kamu masih ingat kan sama aku? Kamu baik-baik saja kan? Kamu gak ada masalah kan? Kamu kenapa tiba-tiba menghilang tanpa jejak? Kamu kenapa tiba-tiba seperti membatasi dan menghalangi diri aku untuk tetap berkomunikasi sama kamu? Apa ada sikapku yang mungkin bikin kamu ngerasa gak nyaman selama ini? Apa aku melakukan kesalahan yang benar-benar tidak bisa kamu maafkan, hingga tiba-tiba kamu menjauhiku tanpa alasan. Padahal sebelumnya komunikasi kita baik-baik saja. Kamu tahu aku disini benar-benar mengkhawatirkan kamu, aku bahkan tidak bisa tidur dan makan dengan baik. Aku kira tanpa harus aku perjelas lagi kamu pasti sangat paham, kalau aku benar-benar punya rasa yang tulus sama kamu. Aku bahkan selalu megingat awal pertemuan kita, maaf jika komunikasiku denganmu mungkin terlihat begitu sangat membosankan. Karena setiap harinya yang kukirimkan adalah pertanyaan yang sama yaitu tentang bagaimana kabarmu, apa kamu baik-baik saja. Kamu tahu, jawaban kamu setiap hari bahwasanya kamu disana baik-baik saja adalah hal yang sangat melegakan dan berharga untukku. Kamu mungkin gak tahu kalau aku disini benar-benar kacau setelah menghilangnya kamu dariku. Aku seperti merasa ada yang hilang dalam diriku. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa rasaku bisa seperti ini, padahal aku seharusnya sadar diri tentang siapa aku untuk kamu. Maaf jika sikapku selama ini mengganggu kamu, hingga akhirnya mungkin kamu seperti ini. Ingin rasanya aku datang menemuimu tapi aku takut aku tidak mampu. Aku takut menerima kenyataan bahwa kamu menjauhiku karena memang kamu benci terhadapku. Maafkan aku yang tidak bernyali untuk langsung menemuimu. Aku selalu berharap dan berdoa setiap harinya bahwa kamu akan baik-baik disana. Aku tidak punya cara lain agar bisa menghubungi kamu, jadi aku putuskan untuk mengirimkan kamu surat. Jany, kalau kamu udah menerima suratku dan kamu bisa ikut merasakan ketulusanku kepadamu selama ini, tolong bersedialah kamu untuk menyempatkan membalas suratku atau kalau enggak beri aku alasan kenapa kamu harus menjauh dariku. Aku benar-benar tulus menunggu balasan dari kamu dan berharap kamu akan segera membalas suratku. Sekali lagi aku benar-benar minta maaf. Terima kasih, Aprilio.."

Setelah membaca isi dari surat Aprilio Jany benar-benar menangis sehebat-hebatnya. Dia benar-benar teramat terisak, hatinya lara melihat isi surat dari Aprilio yang benar-benar Aprilio tulus tuliskan untuknya, hingga membuat Jany benar-benar tidak mampu membendung air matanya karena merasakan betapa tulusnya rasa tulus Aprilio terhadapnya dan Jany benar-benar merasa sangat bersalah atas sikapnya. Tapi dia tidak punya pilihan lain.
Akhirnya setelah melewati pimikiran yang panjang, serta menemukan keyakinan dalam dirinya akhirnya Jany memberanikan diri untuk membalas surat Aprilio dan menceritakan semua hal yang terjadi setelah Aprilio pergi dari sini dan juga alasan kenapa Jany tiba-tiba menghilang dari Aprilio.

"Dear, Aprilio.
Aprilio, aku benar-benar minta maaf karena diriku yang tiba-tiba menghilang tanpa alasan. Maaf jika kepergianku membuat kamu benar-benar terluka, maaf telah membuatmu merasa kehilangan, maaf telah membuatmu merasa terbebankan atas kekhawatiranmu kepadaku. Maaf aku telah mengkacaukan hidupmu. Maaf karena dari dulu aku bersikap sangat arogan terhadapmu. Maaf, maaf dan maaf yang bisa aku tuliskan. Aprilio, tolong aku.. Aku benar-benar hancur sekarang, aku gak tau lagi harus meminta tolong dengan siapa. Aku benar-benar sedang berada di titik terendah dalam diriku. Aku bahkan ingin sekali rasanya mengakhiri hidupku, karena aku gak sanggup lagi menjalani ini semua. Kamu tahu, setelah kepergian kamu dari sini, banyak peristiwa dan kejadian yang tidak aku inginkan. Sahabatku, Eisya ternyata dulu begitu menyukaimu sampai sekarang. Dan dia tidak sengaja tahu kalau kamu masih berhubungan denganku. Itu benar-benar membuatnya marah terhadapku, karena dia mengira aku mengingkari janjiku untuk menjauhimu dulu. Dia benar-benar menaruh dendam terhadapku dia bahkan bersekongkol dengan sahabat barunya yang bernama Adelia. Aku bahkan tidak tahu Adelia itu siapa kamu, kedatangannya yang begitu tiba-tiba dan dia sangat bersemangat sekali untuk menindas dan merisakku disini. Aku benar-benar takut, setiap hariku menjadi momok yang sangat menakutkan untukku. Aku bahkan tidak memiliki kepercayaan diri untuk hanya sekedar melangkahkan kakiku. Aku bahkan sempat cuti dari sekolah, aku benar-benar dikucilkan disini karena fitnah yang Adelia dan Eisya sebarkan tentangku. Aprilio, tolong aku. Hanya kamu yang mungkin bisa membantu aku meluruskan semua masalah ini. Tolong kebalikan kehidupan normal ku, tolong..., Jany".

Setelah Aprilio menerima surat dan membaca isi surat dari Jany, Aprilio benar-benar sangat marah dan tidak menyangka, hal seperti itu bisa terjadi terhadap orang yang dia sayangi selama ini. Aprilio benar-benar merasa menyesal dan bersalah karena ketidaktahuannya, seharusnya dia lebih giat mencari tahu apa alasan Jany menjauhinya bukan hanya menduganya. Ternyata benar feelingnya selama ini, dia merasakan ada sesuatu yang begitu mengganjal setelah tiba-tiba menghilangnya Jany darinya.
Tanpa berfikir panjang lagi akhirnya Aprilio memutuskan untuk segera bergegas pergi ke tempat tinggal Jany.


BAB XII


"Aku Kembali"



 
Waktu menunjukkan pukul petang, Aprilio yang baru saja sampai ke tempat tinggal Jany langsung bergegas untuk segera menemui Jany. Aprilio mengetuk pintu rumah Jany dengan sangat keras dan terburu-buru, ingin rasanya seperti langsung mendobraknya saja karena dia tidak sabar ingin segera menemui Jany. Aprilio benar-benar terlihat sangat khawatir dengan Jany.

"Tok..tok..Tokk...tokkkk...tokkk...(ketukan pintu yang terus dia bunyikan tiada jeda sambil memanggil-manggil nama Jany) Jan..Jany kamu dimana? Ini aku Aprilio..tolong buka pintunya Jan!!", ucap Aprilo.

"Krekkkkk...(terdengar suara dari derit pintu) Loh Aprilio, ba..baagaimana bisa kamu tiba-tiba datang kesini secepet ini?", jawab Jany.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, Aprilio yang menatap Jany dengan tatapan yang tajam dan penuh kekhawatiran langsung seketika memeluk Jany.

"Maaf, maafin aku Jan karena aku terlambat mengerti semua kekacauan yang aku ciptakan sendiri. Maafin aku karena gak mencoba mencari tahu lebih dalam lagi tentang apa yang terjadi sama kamu selama ini. Maafiin aku udah buat kamu terluka, sekarang kamu gak perlu khawatir lagi. Disini ada aku yang akan melindungi kamu, dan aku janji aku akan menyelesaikan semua kekacauan yang aku ciptakan",ucap Aprilio sambil mengelus-elus rambut Jany dan memeluknya dengan erat.

Jany sampai tertegun dan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun ketika melihat sikap Aprilio yang begitu tiba-tiba, dia masih merasa bingung dan canggung bagaimana bisa Aprilio secepat ini datang kesini. Dalam benak Jany berkata apakah ini artinya Aprilio telah menerima dan membaca isi surat yang waktu itu dia kirimkan. Rasanya semua terasa mimpi, Aprilio bisa hadir bahkan memeluknya di kondisi terlemahnya. Jany hanya bisa menangis dengan sangat kerasnya. Dia bersyukur dan merasa lega bahwa Aprilio benar-benar datang untuk menolongnya.

"Semua akan baik-baik saja Jan, sekarang kamu gak perlu takut lagi. Aku pasti bisa mengeluarkan kamu dari masalah ini. Kamu gak perlu menyalahkan diri kamu sendiri. Ini semua bukan salah kamu, semua yang mereka bicarakan itu sama sekali gak benar. Sekarang kamu pelan-pelan ceritain ya dari awal ceritanya itu gimana, kok mereka berdua bisa sama-sama menyerang kamu. Dan aku juga mau jujur sama kamu siapa itu sebenarnya Adelia, dan juga apa alasan dia tiba-tiba ikut menyerangmu", ucap Aprilio sambil menepuk bahu Jany dengan lembut.

Setelah Jany menghentikan tangisannya dan dirinya mulai merasa sedikit tenang, akhirnya Jany menyuruh Aprilio masuk ke rumahnya dan mempersilahkan Aprilio untuk duduk. Lalu, secara perlahan akhirnya Jany mulai menceritakan semua kejadian dari awal Aprilio datang  kesini, dan bagaimana sahabatnya mengancam Jany untuk menjauhi Aprilio, dan juga awal mula kehadiran Adelia.
Aprilio yang mendengar cerita Jany, dibuat terheran-heran bahkan dia sangat geram dan merasa sakit hati karena ada orang yang begitu tega merusak sahabatnya sendiri hanya demi seorang laki-laki. Aprilio juga tidak habis fikir kalau Adelia bahkan berani terlibat dan ikut menyakiti Jany. Padahal Aprilio sempat mengira bahwa Adelia sudah melupakannya dan sudah bisa menerima kenyataan, tapi ternyata dia malah berubah menjadi monster yang mengerikan. Aprilio benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya, dia bahkan sampai berdiri dan memukulkan tangannya ke tembok untuk melampiaskan kekesalannya.

"Dia benar-benar sudah tidak waras, dia bahkan bisa mengawasiku tanpa sepengetahuanku, padahal aku benar-benar sudah tidak berhubungan lagi dengannya", ucap Aprilio sambil mengepalkan kedua tangannya.

Melihat Jany yang bercerita sambil tidak bisa menahan air matanya, Aprilio kembali duduk mendekati Jany dan memegang tangan Jany dengan kedua tangannya. Aprilio benar-benar tidak tega melihat Jany yang terlihat begitu terluka dan trauma akan hal yang hal buruk yang menimpanya.
Dengan keteguhan hati yang dimiliki Aprilio, Aprilio mulai meyakinkan Jany untuk menghadapi ini semua bersama-sama. Bahkan Aprilio mengatakan kepada Jany, bahwa dia ingin menemui Eisya dan Adelia bersama-sama esok hari. Aprilio terlihat begitu sangat marah, dia benar-benar tidak terima bahwa perempuan yang begitu berharga untuknya harus terluka hanya karena dua perempuan yang terobsesi terhadapnya. Aprilio mengatakan bahwa mereka harus diberi pembelajaran, agar tidak melakukan hal yang murahan seperti ini lagi. Jany pun menerima keputusan Aprilio karena dia benar-benar tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana, dia tidak tahan jika setiap harinya dia harus menerima perisakan yang dilakukan Eisya dan Adelia.


BAB XIII

"Pembelajaran Berharga"




Keesokan harinya dengan langkah mantap, akhirnya Aprilio menggandeng Jany untuk mengajaknya menemui Eisya dan Adelia. 
Eisya dan Adelia sontak terlihat sangat kaget , dengan wajah yang tertegun dan menatap Aprilo dengan penuh kebimbangan, matanya menatap tajam melihat tangan Aprilio dan Jany yang berpegangan tangan.
"Sya, kayaknya kita kedatangan tamu agung nih, ada yang rela jauh-jauh untuk kembali kesini hanya untuk pamer ke kita kalau mereka bisa bergandengan tangan dan bermesra-mesraan di depan kita. Hahaha tapi gak papa kok, emang pantas yang murahan bersanding dengan yang sok kecakepan. Nice Couple.", ucap Adelia sambil bergelak tawa
.
"Eh iya bener banget tuh Del. Wah ada apa ya mereka kok kompak nemuin kita apa mau pamer kalau akhirnya si pangeran dan si muka dua sudah resmi menjalin hubungan setelah sebelumnya menjalin hubungan secara diam-diam bertahun-tahun? Kagum banget loh aku kok bisa serapi itu nutupin seakan-akan gak ada yang terjadi atau bahkan ada perasaan menyesal sama sekali. Kenapa mereka gak main drama aja ya Del..Ha..ha..ha..", pungkas Eisya.

"Iya juga ya Sya ya, pasti laris tuh dramanya. Eitss by the way kita belum menyapa dua tamu agung kita ini loh Sya. Hai, Aprilio. Bagaimana kabarmu? Long time no see ya sejak kejadian waktu itu. Gimana kamu sekarang udah nemuin yang lebih baik gak daripada aku. Atau mungkin kamu menyesal karena dulu kamu menolak aku? Kamu pasti menyesal ya karena aku sekarang udah jauh berubah, selain lebih cantik aku juga lebih dalam segala hal. Kamu pasti mau melampiaskan penyesalan kamu dengan berlari ke perempuan udik ini kan? Ya kan?", ucap Adelia sambil mendekati Aprilio.

Aprilio sengaja diam dan tidak membantah sama sekali omongan Adelia dan Eisya. Aprilio sengaja melakukan itu karena dia ingin tahu apa saja yang mereka berdua ketahui tentang dirinya dan Eisya.
Hingga akhirnya, Aprilio berkata.

"Terima kasih dengan segala kerendahan hati aku ucapkan buat kalian berdua, Adelia dan Eisya. Mengenai sikap kalian yang gak ada hentinya masih peduli dan bahkan melakukan segala cara untuk bisa mengetahui apa saja tentangku. Terima kasih atas waktu luang kalian yang begitu berharga namun rela kalian sisihkan hanya demi tau segala hal yang berkaitan denganku, tapi maaf sebelumnya karena aku sama sekali gak sempat untuk membalas kebaikan kalian. Karena aku tidak punya waktu sebanyak itu. Dan aku juga gak akan menyempatkan waktu. Menangggapi kalian itu  sebenarnya adalah hal yang sangat-sangat bodoh. Aku sangat teramat menyadari itu. Tapi itu semua nggak lagi setelah yang kalian usik adalah seorang wanita yang benar-benar sangat aku cintai dan seseorang yang sangat berharga untukku seumur hidupku. Kalian tau siapa? Aku perjelas dengan sangat  jelas dan tegas wanita itu adalah Jany, mantan sahabat kamu sendiri Eisya. Aku bener-bener enggak menyangka kalian bisa melakukan hal sebodoh dan sepengecut itu hanya demi laki-laki. Harga diri kalian dimana? Kenapa kalian berdua bersekongkol untuk merundung Jany? Apa salah Jany tehadap kalian? Kamu juga Adelia, aku kira kamu udah benar-benar sadar waktu itu. Hubungan kita sebagai teman sudah berakhir sejak bertahun-tahun lamanya, dan kita udah gak ada hubungan sama sekali. Tapi itulah hebatnya kamu entah cara gila apa yang kamu lakukan, gimana caranya kamu bisa tau semua hal yang sedang aku lakukan sekarang. Kamu itu udah kaya psikopat tau nggak? Kamu rela melakukan segala cara agar bisa mendapatkan semua yang kamu mau. Kamu benar-benar serakah. Asal kamu tau Eisya kamu itu hanya dibodohi sama Adelia, kamu cuman dimanfaatkan. Dia datang ke sini tidak benar-benar tulus niatnya untuk sekolah, mencari sahabat sejati atau bahkan sekedar ingin lari dari kebisingan. Justru tujuan dia kesini adalah membawa kebisingan itu di kedamaian. Adelia itu benar-benar sangat tergila-gila denganku, bahkan saking tergila-gilanya dia sampai bisa menemukan tempat yang menjadi persinggahanku disini, bahkan dia tau siapa perempuan yang sedang aku dekati. Kamu hanya dimanfaatkan sebagai penunjang balas dendam dia ke aku. Karena aku menolak cintanya. Dia akan menghancurkan apa saja yang  menjadi penghalang semua keinginannya, termasuk kamu nantinya Sya, jadi aku berharap kamu hati-hati memilih teman. Bagaimana bisa kamu mudah percaya akan apa yang dia ucapkan padahal kamu baru hitungan hari mengenalnya. Dan sahabatmu sendiri yang sudah lama kamu kenal sedari kecil malah ingin kamu hancurkan hanya karena cintamu juga tidak terbalaskan. Sadar gak sih kalian, kalian hampir membuat hidup seseorang berada di ambang keputusasaan? Haruskah sejauh itu kalian sampai tega merisak Jany? Asal kalian tau, Jany sama sekali tidak pernah mendekati aku duluan, bahkan dulu saat pertama bertemu, akulah yang pertama mendekatinya tapi dia begitu sulit untuk aku dekati. Kalian tau apa yang buat aku tertarik sama Jany? Karena Jany sangat baik, sangat berbeda dengan kalian. Dia sederhana dan bersahaja. Dia polos dan bahkan sangat tulus. Teruntuk kamu Eisya, dia sahabat kamu sendiri, tega-teganya kamu mengancam dia dan membuat hidupnya selama ini terlihat mencekam. Andai kamu tau waktu itu, dulu saat aku mengungkapkan perasaanku ke Jany. Jany langsung menolak rasaku dengan mentah-mentah. Karena apa? Karena itu semua demi kamu,, karena kamu punya perasaan untukku. Makanya Jany memilih mengalah dan mengiklaskan semua rasa yang dimilikinya hanya demi kamu, sahabatnya. Jany bahkan sempat menjauhiku dan berjaga jarak denganku, dia bahkan selalu membicarakan semua hal baik tentangmu, berharap aku akan menyukaimu. Tapi apa yang kamu balaskan? Trauma, luka, rasa takut dan kecewa yang tidak tau kapan bisa sembuhnya. Jany bahkan selalu mengurung diri di kamarnya, kakinya selalu gemetar ketika berjalan bahkan setiap hari yang dilihatnya hanyalah bayang-bayang keputusasaan. Dirinya terasa sangat mati. Kehidupannya terasa suram, tidurnya tidak nyenyak , paginya begitu kelam. Yang ada hanyalah perasaan takut karena suara-suara yang dia dengar hanyalah hinaan dan cacian yang terus tergiang-ngiang di telinga dan pikirannya bahkan ketika tidak ada seorangpun di sekitarnya. Mungkin menurut kalian bullying adalah hal yang biasa, tapi tidak semua orang bisa mengatasinya, tidak semua orang memiliki kekuatan batin yang sama, dan juga tidak semua orang bisa acuh menerimanya. Kalian seharusnya paham dan mengerti tentang hal tersebut, tapi jika kalian masih memiliki hati nurani. Dan yang aku lihat kalian terlalu miskin untuk memiliki hati nurani tersebut", jawab Aprilio dengan geram.

Adelia yang mendengar segala perkataan Aprilio membuatnya tambah menjadi gila. Dia bahkan hanya tertawa terbahak-bahak melihat Aprilio yang begitu terlihat sangat menyayangi dan ingin melindungi Jany.

 "Ha..haa..haa.. kamu benar-benar konyol Lio, kamu bahkan rela untuk jauh-jauh kesini hanya untuk melindungi perempuan gak jelas yang baru saja kamu temui. Kamu bahkan tidak bertemu dia setiap harinya tapi kenapa kamu bisa begitu yakin kalau Jany itu adalah orang yang baik. Bagaimana kamu tau kalau Jany selama ini mungkin hanya membohongi kamu dan memanfaatkan kamu. Emangnya kalian punya bukti kalau selama ini kita ngerisak Jany?", ucap Adelia.

Eisya yang juga mendengar semua penjelasan Aprilio tadi membuatnya merasa gusar. Dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Eisya mulai menyadari semua kesalahannya terhadap Jany. Dalam hatinya begitu berkecamuk, ada perasaan menyesal dan takut akan semua tindakan yang sudah dia lakukan terhadap Jany. Mendengar ucapan Adelia yang terlihat menantang Aprilio dan membuat suasana menjadi semakin panas. Tanpa sadar Eisya pun tiba-tibat terduduk lemas dan menangis sekeras-kerasnya. Adelia yang melihat Eisya terlihat begitu ketakutan membuat dirinya ikut merasa gusar, dia merasa tidak ada yang bisa membantunya di situasi ini. Mendengar ucapan Adelia yang mencoba mengelak mengenai bullying yang mereka lakukan, akhirnya membuat Aprilio kembali angkat bicara.

 "Kamu nggak usah mengelak lagi ya Del. Elakanmu itu justru hanya memperkeruh masalah yang kamu buat sendiri. Emangnya kamu sendiri gak liat sahabat baru kamu itu udah terlihat begitu menyesal dan takut. Kamu emang juga gak merasakan penyesalan sedikitpun? Wah benar-benar kamu manusia apa, bisa-bisanya malah begitu bangga akan perbuatan kejinya. Masalah bukti aku akan urus itu, aku juga udah mempersiapkan semuanya. Kalau kamu gak keberatan dan ingin masalahnya makin panjang, sekarang juga bisa kita pergi ke pihak kepolisian", jawab Aprilio dengan nada mengancam.

Mendengar jawaban dari Aprilio tadi, Adelia tidak mampu berkata apa-apa lagi. Tatapannya dipenuhi amarah dan dendam yang dia tujukan kepada Jany. Dia bahkan tidak ada henti-hentinya menatap Jany. Adelia benar-benar sangat marah saat itu. Dia hampir saja mau menampar Jany, tapi tentu saja langsung Aprilio tampiskan. Aprilio lalu memegang pundak Adelia dengan agak mencengkeram sambil berkata.

"Kamu sadar Adelia, apapun yang kamu lakukan sekarang hanya akan membuat kamu semakin menderita. Kamu jangan sampai berani sehelaipun menyentuh Jany, karena kamu akan langsung berhadapan denganku. Aku juga bisa tega sama kamu. Tolong hentikan kegilaanmu sekarang, belajarlah dari kesalahanmu. Lupakan aku, kamu pasti bisa dapat yang lebih baik dari aku kalau kamu bisa berubah. Jangan terus-terusan bersikap menyalahkan orang lain sebagai bentuk pelampiasan karena kamu tidak bisa memenuhi egomu.
Kamu seharusnya sangat malu. Kamu tau diantara kita berempat siapa yang salah? Bukan aku ,Jany,Eisya, ataupun kamu, tapi egomu dan keserakahan kamu sendiri. Kamu tidak benar-benar tulus mencitaiku. Kamu hanya ingin memenuhi egomu. Kamu tidak tau arti ketulusan dan memahami bagaimana caranya tulus mencintai seseorang, jikalau kamu tulus mencintai seseorang kamu harus mengikhlaskan jika dia tidak bisa membalas cintamu dan menerima jika dia memilih bersama dengan orang yang bisa membuatnya bahagia. Karena level tertinggi dalam mencintai bukan hanya tentang memiliki, tapi lebih kepada pengorbanan. Itu adalah level sangat anggun dan berkelas untuk dilakukan, tapi hanya orang-orang yang memiliki hati yang tulus untuk bisa ke level itu. Alih-alih sekarang kamu malah melampiaskan kemarahanmu dan kekecewaanmu dengan mencoba menghancurkan kehidupan orang lain. Kamu kehilangan kontrol atas dirimu sendiri. Kamu tidak mengerti dampaknya kata, lidah tidak bertulang tapi bisa lebih tajam daripada pedang. Andai kamu paham dengan peribahasa itu. Kata-kata serta kalimat pedas yang kamu lontarkan hampir saja akan mengancam hidup seseorang karena pedang itu menggoreskan luka yang teramat tajam. Jadi, tolong kembalilah pada Adelia yang dulu. Adelia  yang baik yang aku kenal dulunya, sebelum akhirnya kamu benar-benar menyesal", jawab Aprilio.

Mendengar ucapan Aprilio tadi, Adelia langsung pergi meningalkan Aprilio dan Jany. Jany yang  melihat Adelia begitu terpukul membuatnya kembali menangis di hadapan Aprilio. Aprilio yang melihat hal tersebut langsung mengusap air mata Jany dan mengatakan bahwa semuanya sudah selesai sekarang dan semua akan baik-baik saja.


BAB XIV


"Padang Ilalang"





Padang ilalang menjadi saksi bisu pertemuan Jany dan Aprilio yang terakhir.
Dalam benak Jany padang ilalang ini terasa seperti tidak asing, sepertinya dulu dia sering berkunjung kesini. Ditengah lamunannya, tiba-tiba Aprilio menyadarkannya.
“Kamu suka nggak tempatnya, aku sengaja bawa kamu kesini karena tanaman ilalang mengingatkan aku tentangmu. Dia sangat mirip denganmu”, ucap Aprilio.

“Mengingatkan tentangku bagaimana, ini hanyalah tanaman gulma biasa yang bahkan suka dianggap mengganggu. Oh iya,by the way aku mau berterima kasih sama kamu karena kamu sudah menolongku dari kekacauan ini dan menyelamatkan aku dari fitnah-fitnah yang selama ini menyulitkanku. Terimakasih dan maaf aku sudah menyulitkan kamu”, jawab Jany.
.
Aprilio lalu meraih tangan Jany dan membelai rambut Jany dengan lembut sembari berkata, 
“Pertama aku mau menjawab pertanyaan kamu, kenapa aku mengatakan kalau tanaman ilalang yang sekilas terlihat rapuh namun memiliki kemiripan denganmu. Itu karena tanaman ilalang adalah tanaman yang indah walau bunganya sangat sederhana, warnanya yang berwarna putih dan bersih, bentuknya yang ringan namun lembut dan apabila tertiup angin bisa dengan mudahnya terbang hilang menjulang ke atas langit, tanpa tujuan dan berjuang sendirian mengikuti arah mata angin yang membawanya pergi. Tidak tau dimana dia akan singgah dan tinggal. Terombang ambing sendiri, tapi dia percaya keiklasannya untuk pergi terbang tertiup angin di atas langit dapat menyugguhkan keindahan bagi sebagian orang yang melihatnya. Begitupun kamu, kamu memiliki hati yang sederhana dan lembut, serta dengan mudahnya mengajarkan arti ketulusan dan kebahagiaan untuk orang lain, tanpa harus mereka ketahui betapa sulitnya kamu melewati itu semua. Maka dari itu kamu jangan pernah menyerah atas apa yang sedang kamu hadapi. Sesulit apapun itu lakukan dengan tulus dan penuh keikhlasan. Lakukan sesuatu berdasarkan apa yang kamu yakini , tidak perlu mendengar ucapan dari orang lain. Jadilah dirimu sendiri, biarkan seseorang berkata buruk tentang kamu. Kamu pasti bisa menghadapinya. Jadi tolong sadarlah, bangun dan temui aku di tempat yang sama dan nyata. Aku senang bisa menemani kamu disini, mengisi hari-hari kamu di dalam sini, bisa menghadirkan cerita dan pembelajaran untuk kamu disini, jadi tolong bangunlah. Ingatlah Romantika di Bulan Delapan yang kita ciptakan, bawa segala kenangan indahnya saat kamu bangun nanti, ikhlaskan apapun yang sudah terjadi. Kubur segala kenangan burukmu disini. Jadikan pembelajaran agar bisa menjadi lebih baik lagi. Jadikan pemicu dan kekuatanmu untuk kamu kembali. Aku dengan setia menunggumu disana, jadi jangan lupakan aku. Aku yakin kita bisa bertemu untuk jangka waktu yang lama dan memulai kisah baru lagi di tempat yang nyata. Temui aku..”, ucap Aprilio dengan mata yang berkaca-kaca untuk meyakinkan Jany.

Jany hanya tertegun dan tidak bisa berkata apa-apa, dia merasa sangat bingung atas apa yang diucapkan Aprilio. 
“Temui aku disana, aku menunggumu disini, romantika di bulan delapan, dia senang mengisi hari-hariku disini, tolong bangunlah”.  Memangnya aku sedang dimana dan kenapa? Ada apa ini, apa yang sebenarnya terjadi", ucapnya dalam hati.
 
Hal itulah yang berkecamuk di hati Jany setelah mendengar apa yang diungkapkan Aprilio. Kepalanya benar-benar terasa sangat pusing saat itu pandangannya kabur. Aprilio yang tampak jelas, tiba-tiba secara perlahan menghilang dari pandangan. Bunga ilalang yang tadinya menari-nari seirama angin tiba-tiba terbang berhamburan berkecamuk dengan angin. Dan Jany terjatuh memandang langit yang penuh dengan hamburan bunga ilalang. Hal itulah yang membuatnya tiba-tiba bangun dan tersadar dari tidur panjangnya, dan menyadari bahwa itu semua hanyalah mimpi..



BAB XV


“Mimpi”


Jany terbangun dengan pandangan yang kosong dan bererai air mata di pipinya.
Bagaimana bisa mimpi terlihat begitu nyata. Aku sebenarnya berada dimana sekarang? Aku bahkan tidak bisa membedakan dunia mimpiku dan dunia nyataku. Laki-laki itu siapa, aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali. Romantika di Bulan Delapan? Memangnya ada apa di bulan delapan? Dan kenapa harus di bulan Delapan?
Pertanyaan-pertanyaan yang seketika langsung memenuhi isi kepala Jany saat Jany terbangun dari tidur panjangnya.
Lalu Jany tiba-tiba memandang bunga ilalang, bunga yang menemani tidur panjangnya selama ini yang dia letakkan di samping tempat tidurnya. Bunga tersebut sudah sangat layu bahkan bunganya sudah berhamburan jatuh di bawahnya, seakan menjelaskan berapa lama Jany mengalami tidur panjangnya.

(Kilas Balik) 
 Jany adalah seorang penulis yang hebat. Dia sangatlah terkenal karena mampu menghasilkan cerita-cerita yang luar biasa dan selalu sukses saat diterbitkan. Ada hal unik yang tidak diketahui satu orangpun tentang Jany, yaitu Jany hanya bisa menulis cerita-cerita yang begitu indah di satu tempat yang sudah menjadi kebiasaannya. Tempat itu adalah padang ilalang yang tereletak beberapa kilometer dari rumahnya. Waktu itu Jany tidak sengaja menemukan padang ilalang tersebut, saat dirinya kecil dia sering bersepeda melewati jalan pinggiran dimana padang ilalang itu berada. Entah apa yang begitu spesial tentang padang ilalang tersebut hingga membuat Jany kecil begitu tertarik untuk mendekati dan bahkan masuk ke tengah padang ilalang tersebut. Di dalamnya Jany merasa sangat damai bahkan otaknya terasa dipenuhi begitu banyak inspirasi dan ide-ide. Jany merasa sangat bahagia sekali ketika berada di dalam padang ilalang tersebut, rasanya dia seperti bisa bercengkrama dengan bunga-bunga ilalang yang tinggi menjulang dan bergerak seirama angin yang seakan melambai lembut menyapa kehadirannya. Dari situlah Jany memiliki ide untuk menuangkan segala keindahan yang dia pandang ke dalam sebuah tulisan yang begitu indahnya. Lambat laun, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, semakin umur Jany bertambah Jany tidak pernah meninggalkan kebiasannya serta hobi barunya untuk terus menulis sejak saat itu. Dia terus menerus menekuni dunia tulis hingga dia dewasa dan akhirnya dia berhasil menjadi penulis yang terkenal. Karena berkat padang ilalang itulah yang memberi Jany inspirasi untuk menulis, Jany selalu datang ke tempat tersebut ketika Jany ingin menulis sebuah cerita baru. Karena disitulah Jany merasa tenang dan lebih bisa berkonsentrasi karena tidak ada seseorangpun yang tau dan akan mengganggu. Jany bahkan sudah merenovasi padang ilalang tersebut menjadi tempat yang nyaman untuknya, namun dengan tidak merusak kealamian bentuk aslinya. Entah mengapa, tiba-tiba Jany terfikirkan untuk bisa menulis cerita romansa sederhana tentang anak sekolah namun juga dibumbui oleh konflik-konflik khas anak sekolah pada umumnya. Jany ingin menulis itu karena selama masa sekolahnya yang dia lakukan hanyalah belajar dan menulis. Dia bahkan tidak pernah merasakan bagaimana bahagianya cinta monyet kala sekolah. Jadi mungkin khayalannya bisa membuatnya ikut merasakan bagaimana debarnya romansa di kala remaja. Saat perjalanan pulang Jany memikirkan apakah karyanya ini bisa ikut sukses seperti cerita-cerita dia sebelumnya, karena dia sendiri belum pernah merasakan bagaimana romansa di kalangan anak-anak usia remaja. Namun di tengah lamunan dalam perjalanannya, Jany mengalami peristiwa naas. Mobilnya mengalami rem blong hingga akhirnya membuat mobil Jany masuk terjungkir ke dalam jurang. Tapi, beruntungnya Jany masih bisa diselamatkan walaupun dirinya tidak bisa langsung sadar dan harus mengalami koma delapan bulan lamanya. Impiannya yang baru saja dia utarakan, harus rela dia lepaskan dan terkubur dalam-dalam.

Namun, sebuah keajaiban terjadi. Mungkin ini adalah kehendak semesta yang ingin menunjukkan romansanya. Jany tiba-tiba terbangun setelah mengalami koma selama delapan bulan lamanya, dia bisa terbangun dikarenakan sosok laki-laki yang menemani dirinya di masa tidur panjangnya. Laki-laki yang memberikan semangat kepada Jany dan berusaha menyadarkan Jany untuk bisa segera bangun dan menemui dirinya di dunia nyata. Laki-laki itu adalah Aprilio.



BAB XVI


  "Romantisme Semesta"



Aprilio adalah sosok laki-laki yang tampan, berhidung mancung, berkulit putih, dan memiliki postur tubuh yang tegap dan tinggi. Visualnya memang sangan menawan, sehingga tidak heran jika banyak perempuan yang terpikat olehnya. Aprilio adalah salah seorang penulis yang terkenal seperti Jany. Karya-karya yang dia terbitkan selalu menjadi bahan perbincangan banyak kalangan karena unsur cerita yang Aprilio buat sangatlah menarik. Bukunya juga selalu laris di pasaran semenjak pertama kali diterbitkan. Ternyata tanpa sepengetahuan siapapun, Aprilio memiliki kebiasaan yang sama dengan Jany. Dia hanya bisa menulis dan mendapatkan inspirasi jika dia datang ke padang ilalang tersebut. Entah apa yang bisa membuat Aprilio juga begitu menyukai padang ilalang, mungkin Aprilio juga menemukan kedamaian seperti yang Jany rasakan. Aprilio juga sangat suka dengan bunga ilalang, bagunnya bunga ilalang merupakan bunga yang sederhana dan walau kadang diabaikan tapi sebenarnya memiliki sisi indah yang tidak bisa dirasakan hanya dengan sekilas pandang. Padang Ilalang memanglah menjadi saksi bisu yang menyaksikan mereka berdua. Tanpa Jany ketahui ternyata ada seseorang yang lain yang juga sering datang ke padang ilalang, tempat yang selama ini menjadi tempat Jany berkeluh kesah dan menghasilkan karya-karyanya yang indah selama bertahun-tahun. Jany kira selama dia di sana, tidak ada seorangpun yang juga berada disana sehingga dia bisa bebas melakukan apapun. Bahkan sebelum kejadian naas yang menimpa Jany, saat itu ternyata Aprilio juga mendatangi padang ilalang tersebut. Namun karena Aprilio juga terlalu sibuk dan fokus menulis karyanya, dia bahkan tidak sempat memperhatikan sekitar, bahwasanya ternyata Jany juga sedang berada disitu. Mereka benar-benar tidak pernah saling sapa, mengenalpun juga tidak. Aprilio menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya setelah Jany pergi dari padang ilalang tersebut. Saat itu, Aprilio baru saja akan melangkahkan kaki untuk bergegas meninggalkan padang ilalang tersebut, tanpa sengaja dia melihat beberapa hamparan kertas yang menempel di salah satu bunga ilalang. Kertas itu bertuliskan tentang seseorang yang ingin merasakan romansa di bulan delapan dan impiannya untuk bisa bertemu seseorang di tempat  yang sangat spesial ini, yaitu padang ilalang. Aprilio lantas sangat terkejut, dia tidak menyangka ada orang lain selain dirinya yang juga memiliki hobi yang sama dengannya. Dia sudah disitu bertahun-tahun namun dia tidak menyadari di sisi lain padang ilalang yang dia kunjungi ada tempat spesial yang sengaja dirawat oleh seseorang yang sering menyinggahinya. Dalam kertas tersebut juga tertuliskan nama penulisnya, yaitu Jany.
Aprilio akhirnya bisa mengetahui bahwa ternyata orang lain tersebut adalah seorang perempuan. Karena rasa penasarannya  yang  begitu menggebu, Aprilio akhirnya membawa secarik kertas tersebut. Di perjalanan pulang Aprilio masih memikirkan mengenai hal yang baru saja dia temukan. Dia sangat penasaran dengan sesosok perempuan bernama Jany. Dia begitu ingin bertemu dengannya. Seperti tidak sabar rasanya menunggu pagi, akhirnya keesokan harinya di jam yang sama Aprilio tergesa-gesa berangkat menuju padang ilalang tersebut. Setelah sampai dan menunggu selama berjam-jam dengan resahnya, namun yang didapatkan Aprilio adalah kekecewaan semata. Wanita itu tidak segera muncul di hadapannya. Namun Aprilio tidak menyerah, dia terus menerus  datang ke padang ilalang tersebut setiap harinya. Entah itu pagi, siang, sore bahkan malam Aprilio tidak segan mendatangi padang ilalang tersebut karena hatinya begitu ingin bertemu dengan wanita misterius tersebut. Aprilio bahkan melakukan hal yang begitu manis, seakan-akan dia begitu ingin bercengkrama dengan wanita misterius itu, Aprilio membalas tulisan wanita itu di secarik kertas yang Aprilio temukan.
 
"Haii, kamu siapa? Bolehkah kita bertemu walau hanya sebentar. Dimanapun kamu, kembalilah. Ada seseorang yang begitu ingin bertemu dan mengenalmu", dari Aprilio.
Hari berganti bulan, namun Aprilio tidak pernah menyerah dia selalu mengunjungi tempat tersebut agar bisa bertemu dengan wanita itu. Hingga akhirnya Aprilio, berteriak sekencang-kencangnya sebagai pelampiasan karena usaha yang dia lakukan seperti terasa sia-sia dan dia merasa seperti orang bodoh yang tidak memiliki tujuan.
"Janyyyyyyyyy!!!!! Kamu sebenarnya siapa? Dan kenapa aku harus menemukan secarik tulisan tanganmu? Dan kenapa aku juga begitu penasaran. Kalau kamu benar-benar nyata tolong muncullah dan temui aku disini!!", teriak Aprilio.

BAB XVII

"Romantika di Bulan Delapan"




Semesta memang penuh dengan romansa. Semesta begitu banyak memberikan kejutan tidak terduga bagi kisah romantisme Aprilio dan Jany. Pertemuan mereka yang sama-sama tidak mereka sadari sebelumnya, hingga akhirnya karena tekat kuat Aprilio yang ingin bertemu dengan Jany yang tanpa Aprilio ketahui bahwa dia tidak bisa menemui Jany karena Jany sedang terlelap di tidur panjangnya. Semesta yang mendengar keinginan tulus dari Aprilio akhirnya berhasil membuat Jany mengalami mimpi yang didalamnya berisi kisah sesuai yang selama ini ingin Jany rasakan selama hidupnya. Laki-laki yang begitu baik dan sangat sayang terhadap Jany, yaitu Aprilio berhasil menemani Jany di dalam tidur panjangnya dan bahkan memberikan kebahagiaan yang begitu membahagiakan Jany walau hal itu hanya Jany rasakan di dalam mimpinya. Tapi hal itulah yang justru dapat menjadi penunjang Jany untuk akhirnya bisa kembali bangun dan bertemu Aprilio.
Aprilio yang tidak menyerah sedikitpun, selama delapan bulan berturut-turut dia selalu mendatangi tempat yang menjadi favorit Jany sebelum kecelakaan naas yang menimpanya. Hingga akhirnya Aprilio mendapati hal yang tidak terduga. Saat itu pada tanggal delapan bulan delapan serta waktu yang menunjukkan pukul delapan pagi, Aprilio akhirnya bertemu dengan sesosok perempuan misterius yang begitu ingin dia temui dan dia tunggu selama delapan bulan lamanya. Jany yang melihat sesosok laki-laki yang sama seperti di mimpinya langsung lari ke hadapan Aprilio dan memeluknya dengan erat sambil berderaian air mata. Aprilio yang melihat hal tersebut, sontak saja sangat kaget dan terheran-heran dibuatnya. Dia tidak cukup memahami situasi yang terjadi. Aprilio lalu bertanya kepada perempuan tersebut.
"Kamu siapa? Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini? Dan kenapa kamu tiba-tiba memelukku?", tanya Aprilio.
Jany yang mendengar pertanyaan Aprilio malah semakin erat memeluk Aprilio, dia tidak bisa menahan air matanya. Jany semakin terisak. Aprilio hanya bisa diam, dia tidak tega untuk menampis pelukan dari wanita yang terisak saat pertama kali melihatnya. Setelah merasa tenang, akhirnya Jany menjelaskan semua yang terjadi terhadapnya di dunia nyata dan dunia mimpinya.
Setelah mendengar penjelasan dari Jany. Aprilio juga tidak kuasa menahan air matanya, dia tidak menyangka bahwa semesta mendengar harapan-harapannya kala itu. Semesta benar-benar bisa ikut merasakan ketulusannya. Akhirnya tanpa pikir panjang lagi Aprilio langsung membalas pelukan Jany dengan erat. Akhirnya, setelah kejadian tersebut mereka sepakat untuk memulai semuanya dari awal lagi. Mereka mulai saling bercerita tentang diri mereka masing-masing, perkenalan resmi yang dimulai dengan awal baru yang  sangat manis diantara keduanya.
Mereka juga sering menghabiskan waktu bersama di padang ilalang tersebut untuk kembali sama-sama saling berbagi tentang cerita--cerita yang akan mereka buat bersama karena hobi yang mereka miliki adalah hobi yang sama. Aprilio dan Jany begitu terlihat sangat bahagia dan mulai menyadari satu hal setelah semua yang dia alami.
"Bahwa hidup memang selalu penuh kejutan yang tidak akan kita sangka sebelumnya, jangan pernah meyerah dan terus raihlah impianmu. Percaya dan yakini apa yang menjadi impian kita. Karena hanya mimpilah yang bisa membawamu pada kenyataan"
Sebulan berlalu, akhirnya Jany dan Aprilio berhasil memberikan karya terbaru dari mereka yaitu buku yang berjudul Romantilka di Bulan Delapan, yang mana ceritanya adalah berdasar kejadian nyata yang mereka alami berdua. 
Dan kisah romansa mereka di dunia yang nyata masih terus berlanjut dan berakhir dengan sangat bahagia.




-TAMAT-

Komentar

Postingan Populer